(Kisah Para Rasul 8:14-25)
TERSANDUNG UANG
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Uang seperti sepatu. Apabila kekecilan akan
membuat sesak. Apabila kebesaran akan membuat kita tersandung dalam perjalanan.
Simon masih dipengaruhi dengan praktek perdukunan dan beranggapan
bahwa kuasa Roh Kudus dapat dibeli dengan uang. Petrus menegurnya dengan keras
untuk itu. Petrus memperlihatkan kejahatan apa yang diperbuat Simon: “Engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli
karunia Allah dengan uang “ (ay. 20). Simon si tukang sihir itu
memandang kekayaan dunia ini terlalu tinggi, seolah-olah kekayaan itu bisa
untuk apa saja. Menurut Simon, uang juga akan memberi jawaban bagi segala
sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan di akhirat, dan bisa membeli
pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan kehidupan kekal.
Simon memandang rendah karunia Roh Kudus dan menempatkannya
sederajat dengan karunia-karunia biasa dari pemeliharaan alam. Ia menyangka
bahwa kekuatan seorang rasul juga bisa diperoleh dengan membayar uang yang
cukup, sama seperti membayar jasa seorang dokter, akuntan atau pengacara. Ini
sungguh merupakan penghinaan terbesar terhadap Roh anugerah dan para pelayan
Tuhan. Simon mengira karunia Allah
dapat dibeli dengan uang. Padahal tawaran anugerah ilahi, terang
benderang, terjadi tanpa uang dan
tanpa harga.
Uang, hati dan empedu pahit
Hati kita sudah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan cinta uang: sebab kulihat
bahwa engkau begitu (ay. 23). Empedu
yang pahit menjijikkan bagi Allah, seperti halnya kita jijik pada
apa yang pahit seperti empedu. Dosa cinta uang adalah hal yang keji, yang
dibenci Tuhan, yang karenanya orang-orang berdosa menjadi kekejian di mataNYA.
Hati kita terjerat dalam cinta
akan uang. Terjerat dalam penghakiman Allah karena kesalahan dosa, dan
terjerat di bawah kuasa Iblis karena kuasa dosa. Hati kita ditawan oleh kuasa
Iblis untuk mencintai uang.
Mungkin dalam pekerjaan kita sudah mendapat nama besar di kalangan
orang banyak. Mungkin juga dalam pelayanan kita mendapatkan nama baik di
kalangan umat Allah.
Tetapi bacaan kita mengatakan, bisa jadi seseorang tetap berada di
bawah kuasa dosa namun ia menunjukkan sikap saleh. Perhatikanlah, kedok
orang-orang munafik sering kali cepat terbuka. Sifat serigala menunjukkan
dirinya sendiri kendati ia berbulu domba. Menganggap segalanya dapat dibeli
dengan uang.
Hanya orang bebal
yang menjadikan uang sebagai tuan atas dirinya. Uang adalah tuan yang buruk
tapi sekaligus hamba yang baik. Karenanya, jangan dipertuan oleh uang. Jadikan
uang sebagai hamba yang mudah diatur dan disuruh-suruh. Uang
bukan segalanya dan segalanya tak dapat dibeli dengan uang.
Paling tidak, kasih karunia Allah tak terbeli dengan uangmu.
Uang dapat menjadi batu sandungan. Karenanya, jangan
TERSANDUNG
UANG.