(Kisah Para Rasul 9:1-9)
PENGAMPUNAN MEMBAWA PADA PERTOBATAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Kejahatan di balas
kejahatan, adalah dendam.
Kebaikan dibalas kebaikan, adalah lumrah.
kebaikan dibalas kejahatan, adalah bebal.
Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itulah mulia dan agung.
Kebaikan dibalas kebaikan, adalah lumrah.
kebaikan dibalas kejahatan, adalah bebal.
Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itulah mulia dan agung.
Demikian perlakuan Tuhan pada Saulus.
Saulus
pergi ke Damsyik dengan hati yang
berkobar-kobar untuk menganiaya orang-orang Kristen, dan dengan kekuasaan dan
kekuatan (ay. 1). Tetapi kemudian
keadaan berbalik, ia memasuki dan tinggal di Damsyik sebagai orang yang tidak
makan dan minum selama tiga hari (ay. 9), sebagai orang yang
tidak dapat melihat, dan harus dituntun orang lain (ay.8).
Saulus
juga berangkat ke Damsyik sebagai orang yang membenci para pengikut Tuhan (ay.
2), tetapi kemudian ia memanggil Yesus sebagai Tuhan (ay. 5). Ia berangkat ke
Damsyik dengan rencana jahat, tetapi kemudian memasuki Damsyik dengan penantian
perintah selanjutnya dari Tuhan tanpa mengetahui apa yang akan terjadi (ay. 6).
Pertobatan
Saulus diawali oleh suatu pembalikan keadaan. Arogansi dan keyakinannya bahwa
ia sedang melakukan sesuatu yang menyenangkan hati Allah hanya dapat
dihancurkan melalui peristiwa ini. Secara dramatis Saulus disadarkan bahwa apa
yang dilakukannya justru merupakan penganiayaan terhadap diri Tuhan sendiri,
tidak hanya kepada pengikut Kristus. Dari sinilah jalan pertobatan Saulus
dimulai.
Tuhan
memakai perlakuan buruk orang lain terhadap kita sebagai jalan menuntun orang
tersebut pada pertobatan melalui pengampunan.
Kalau
Tuhan mengampuni orang yang menganiaya pengikutnya, apa yang sebaiknya kita
lakukan? Kita pun harus mengampuni! Sekalipun itu musuhmu. Ampunilah dia.
Karena, melakukan kesalahan adalah manusiawi, sementara mengampuni adalah
ilahi. Dalam kehidupan sosial dan persekutuan, kita kerap mengalami perlakuan
buruk dari orang lain. Bahkan mungkin kejahatan. Bacaan kita menganjurkan kita
untuk mengampuni. Pengampunan dari kita akan membawa orang tersebut pada jalan
pertobatannya.
Dari
ketiga hal ini: Cinta, doa dan pengampunan. Lakukan terlebih dahulu
pengampunan, maka dua yang sisa pasti terikut. Jadikan pengampunan bukan
tindakan yang sesekali tapi terus menerus sampai kita tidak lagi mengalami
kejahatan.
INDAHNYA
HIDUP DAN KEHIDUPAN KEMANUSIAAN KITA ADALAH KETIKA KITA MEMAAFKAN DAN
MENGAMPUNI ORANG LAIN.