BERBAHAGIA TIAP RUMAH TANGGA II
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Diantara ‘b’ dan ‘d’ terdapat ‘c’.
Diantara Birth dan Death
terdapat Choice.
Hidup adalah pilihan.
Selama hidup, pilihlah hidup
di dalam Tuhan.
Negeri segala lupa
Bacaan kita mengajarkan, baik kasih maupun
kebencian, manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya (ay. 1). Frasa
sulit ini lebih baik dipahami sebagai merujuk kepada Allah. Tidak seorang pun
mengetahui apakah perbuatan benarnya akan mendapatkan kasih atau kebencian dari
Allah. Pada bagian lain di ayat 5, pengkhotbah bertutur: “Tak ada upah lagi bagi mereka”. Manusia
yang hidup dapat menerima upah, yaitu
sedikit keuntungan dari hasil kerja kerasnya di bumi, sementara sekadar kenangan sekalipun kepada orang
yang mati tidak ada lagi.
Dalam pada itu, pada ayat 10, penulis kitab ini menyampaikan, sekelompok kata yang membentuk anak kalimat:
“Dalam dunia orang mati”. Bangsa Ibrani kuno menganggap dunia orang
mati adalah sebuah lubang jauh di bawah bumi, di mana orang mati tinggal Secara
seragam itu digambarkan sebagai tempat sementara baik untuk orang benar maupun
orang fasik setelah mereka mati; di situ belum ada hukuman atau upah. Itu
adalah "negeri segala lupa" dan kegelapan, di mana manusia hidup
sebagai replika bayangan dari diri mereka sebelumnya. Inilah salah satu dari
pernyataan paling keras dalam Perjanjian Lama mengenai kehampaan dalam dunia
orang mati. Sehingga lahirlah sebuah kesimpulan yang salah, bahwa mengingat
tujuan akhir Allah tidak diketahui sebab diasumsikan tidak ada alam baka (9:1-10) dan
lamanya kehidupan ini tidak pasti (9:11-16),
maka tindakan yang bijaksana ialah menikmati kehidupan sekarang ini.
Pilihan itu
Di kekinian, seharusnyalah kita menyadari, di balik kesimpulan sementara
yang tidak pas diatas, bahwa nasib semua orang sama, pengkhotbah mengingatkan
tentang satu hal berharga dalam hidup: pernikahan. Betapa pun sia-sia kesan
kita tentang hidup yang seperti siklus mengulang-ulang ini, kehidupan keluarga
yang bermutu membuat hidup setidaknya terasa lebih berarti.
Pernikahan adalah karunia indah Tuhan. Namun, kita tidak dapat
"menutup mata" bahwa ada orang yang membuat pasangannya "hidup
dalam neraka". Justru karena adanya fakta pernikahan yang seperti neraka
inilah, maka orang beriman harus berpegang teguh kepada ajaran firman.
Kebahagiaan dalam pernikahan bukan hal yang mustahil, tetapi hal yang mungkin
terjadi. Belajar puas dengan pasangan hidup masing-masing, aktif mengobarkan
kasih dari waktu ke waktu, memeliharanya sebagai harta karun mulia pemberian
Tuhan, dan berjuang keras bagi kebahagiaan tersebut, adalah syarat-syarat untuk
mengalami pernikahan yang berhasil (ay. 9).
Perjuangan keras mengaktifkan cinta, perhatian, kesetiaan, itulah penentu
keberhasilan suatu pernikahan.
MEMELIHARA KASIH DAN MENGOBARKAN CINTA DARI WAKTU KE WAKTU,
DALAM HIDUP
PERNIKAHAN,
ADALAH PILIHAN HIDUP YANG BERKENAN KEPADA-NYA.
#Salam_WOW
NOTE:
Renungan ini bersumber pada buku saya dibawah ini.
Tidak dijual bebas. Sila pesan via WA/SMS: 0818 0888 2611