3 B (BERPEGANGLAH-BERGEGASLAH-BERSYUKURLAH)
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Pertobatan dimulai dari keinsafan yang
sungguh. Keinsafan yang mendalam diakhiri pertobatan yang sungguh. Jangan hanya mengharap kemudahan di setiap hidup kita,
tapi haraplah penyertaan Tuhan di setiap kesulitan hidup kita.
Pernyataan
Pemazmur dalam bacaan ini menyajikan tiga hal untuk direnungkan. Pertama,
pemazmur mengungkapkan sikap hidupnya yang mengandalkan Tuhan sebagai
satu-satunya sumber penghiburan dan pengharapan dalam kesengsaraan. Pemazmur
menjadikan Taurat TUHAN sebagai aturannya: “AKU TELAH BERJANJI UNTUK BERPEGANG PADA FIRMAN-FIRMAN-MU, dan oleh
anugerah-Mu aku akan melakukan apa yang telah kukatakan, serta akan tetap
tinggal di dalamnya sampai akhir hayatku.” Perhatikanlah, orang-orang yang
menjadikan Allah sebagai bagian mereka, harus menjadikan Dia sebagai raja
mereka, bersumpah setia kepada-Nya, serta berjanji untuk BERPEGANG pada firman-Nya (ay. 57).
Kedua, Pemazmur melaksanakan keputusannya ini
dengan segera tanpa ragu-ragu (ay. 60). AKU BERSEGERA DAN TIDAK BERLAMBAT-LAMBAT. Ketika
kita sedang berada di bawah penghakiman akan dosa, kita harus segera bertindak
selagi keadaan hati kita masih panas dan jangan pernah berpikir untuk menunda
pelaksanaannya, apabila ada
kesempatan baik. Ketika tugas memanggil, kita tidak boleh membuang-buang
waktu, segera lakukan hari ini juga,
selama masih dapat dikatakan hari ini. Catatan yang diberikan Pemazmur
tentang dirinya di sini mungkin merujuk kepada perbuatan yang biasa ia lakukan
setiap hari. Pemazmur memikirkan jalan-jalannya pada malam hari, melangkahkan
kakinya kepada peringatan-peringatan Allah pada paginya, dan apa yang dapat ia
lakukan, BERGEGAS dikerjakannya tanpa berlambat-lambat.
Ketiga,
Pemazmur tidak melupakan kewajibannya untuk mengucap syukur. Karena orang-orang
yang banyak berdoa juga harus banyak mengucap syukur. Ia hendak BANGUN PADA TENGAH MALAM UNTUK BERSYUKUR KEPADA
ALLAH (ay. 62). Pikiran-pikiran yang mulia dan baik membuatnya tetap terjaga
dan menyegarkan tubuhnya, bukannya tertidur. Begitu bersemangatnya dia bagi
kemuliaan Allah sehingga ketika orang lain tengah berbaring di tempat tidur, ia
malah berlutut untuk beribadah. Ia tidak ingin dilihat orang tatkala beribadah,
tetapi ia menaikkan SYUKUR di tempat tersembunyi, di tempat yang hanya dilihat
oleh Bapa sorgawi. Ia telah memuji Allah di pelataran rumah TUHAN, dan sekarang ia ingin melakukannya di
kamar tidurnya.
Hendaknya
kita meneladani Pemazmur.
Mengapa?
Oleh karena, tak ada janji yang lebih indah selain berpegang pada firman-Nya. Tuhan
akan senantiasa memperhatikan langkah-langkah hidup kita. Apakah sesuai dengan
peringatan-peringatan-Nya. Seorang yang hidup sepenuhnya bagi Tuhan tak pernah
berlambat-lambat meninggalkan dosa, dan bersegera melangkahkan kaki menuju
jalan-jalan-Nya. Segera naikkan doa syukur kepada-Nya, jangan menunda-nunda. Supaya
suasana hati kita tidak mendingin. Mengucapkan syukur sambil tidak berbaring,
tetapi bangkit dari tempat tidurmu, walau mungkin di tengah dingin dan gelapnya
malam, supaya dapat melakukannya dengan lebih khidmat. Tatkala tak dapat
berbaring dan tidur, lebih baik bangun dan berdoa.
Berpeganglah-Bergegaslah-Bersyukurlah
Dalam
hidupmu hendaknya berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan. Kemudian
daripada itu, bertobatlah. Lakukan dengan bergegas jangan berlambat-lambat. Barulah
kemudian diatasnya, kita bersyukur karena kehormatan Allah diteguhkan lewat
pertobatan kita, dan firman-Nya digenapi di dalam segala yang kita lakukan di
kekinian. Pegang teguh firmanNYA. Bergegas jangan berlambat-lambat. Lalu ucap
syukur atas hidup dan kehidupanmu yang indah itu.
Mungkin Tuhan menempatkan kita di
tempat yang tidak nyaman supaya kita bisa selalu bersyukur padaNYA. Kasih dan pemeliharaan Tuhan tak pernah luntur.
KARENANYA, DIMANAPUN DAN KAPANPUN KITA HARUS BERSYUKUR PADA-NYA.
AMIN.
Salam WOW