Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th
"Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan."
Dalam bacaan kita hari ini, Rasul
Paulus menjelaskan, kekristenan adalah agama yang praktis yang bertujuan untuk mengatur
perilaku dan cara hidup yang benar. Kekristenan tidak saja dirancang untuk
memberitahukan penghukuman kita, tetapi juga untuk memperbaiki hati dan
kehidupan kita.
Karakter Unggul
Kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus membuat daftar
karakter unggul yang seharusnya dimiliki mereka: 1) Kasih harus sungguh-sungguh (ay. 9), tidak berpura-pura; 2) Mereka
harus saling setia dalam kasih persaudaraan (ay. 10) dan saling berebut dalam menunjukkan rasa
hormat satu terhadap yang lain; 3) Mereka
tidak boleh malas (ay. 11), mereka harus menyala-nyala dengan Roh dan senantiasa melayani Tuhan; 4) Orang-orang percaya diperintahkan untuk
senantiasa bersukacita dalam
pengharapan (ay. 12), yaitu
mereka harus menanggung
penderitaan dan senantiasa berdoa;
5) Mereka harus menyediakan kebutuhan orang-orang Kudus (ay. 13) dan berusaha untuk selalu
memberikan tumpangan; 6) Orang-orang percaya harus memberkati orang-orang yang menganiaya mereka (ay. 14)
dan berhenti mengutuk orang lain; 7) Mereka harus bersukacita dengan orang-orang yang bersukacita (ay. 15) dan
berdukacita dengan orang-orang yang berdukacita. Merasa benar-benar bersukacita
atas keberhasilan orang lain merupakan sebuah tanda kedewasaan rohani yang
sejati;
8) Orang-orang percaya harus hidup harmonis satu dengan yang lain (ay. 16).
Bukannya mendambakan hal-hal yang terlalu tinggi untuk dicapai, mereka harus
menyesuaikan diri dengan hal-hal yang sederhana dan berhenti menganggap diri
mereka sendiri bijaksana; 9) Mereka tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan (ay. 17).
Sebaliknya mereka harus mengusahakan hal-hal yang baik secara moral di hadapan
semua orang; 10) Sejauh dimungkinkan,
orang-orang Kristen harus berusaha hidup rukun dengan semua orang (ay. 18).
Kebaikan
Setiap anggota
tubuh Kristus memiliki karunia rohani, entah itu bernubuat, melayani, mengajar,
menasehati, dlsb. Karunia tersebut diberikan Kristus supaya jemaat dapat saling
membangun dan menguatkan, sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik, sehat,
dan efektif. Ada tiga prinsip utama mengenai karunia rohani. Pertama, setiap
karunia hendaknya dipraktikkan untuk membangun jemaat. Karunia bukan untuk
kebanggaan atau untuk disimpan.
Setiap penerima
karunia memiliki tanggung jawab khusus untuk melayani sesama. Kedua, setiap
anggota jemaat hendaknya menerima dengan rela hati karunia yang telah diberikan
kepadanya dan melakukan pelayanan sesuai dengan karunia itu. Jika Tuhan
memberikan karunia untuk bernubuat, bernubuatlah. Jika Tuhan tidak memberikan
karunia mengajar, janganlah mengajar. Ketiga, praktikkan karunia rohani dengan
kerelaan, kesungguhan, dan sukacita. Melayani Tuhan menuntut sikap yang benar.
Jangan melayani Tuhan dengan bersungut-sungut dan asal-asalan. Berikan yang
terbaik kepada-Nya.
Bahkan dengan
musuh yang paling menyakitkan pun, orang Kristen harus berinisiatif untuk hidup
damai dan berdamai. Pelayanan yang kita lakukan kepada teman dan sahabat kita,
harus kita lakukan juga kepada mereka yang telah berbuat jahat. Tugas kita
adalah memberkati dan berbuat kebaikan. Pembalasan adalah hak Tuhan.
Hari-hari
ini kita sedang dirundung kejahatan. Nyawa kita terancam, bahkan ketika
beribadah. Mari kita berdoa memohon kepada-Nya untukdimampukan
menahan diri dengan tidak membalasnya dengan kejahatan. Sebaliknya menjadi alat
pendamai dari Allah bagi sesama, dengan membalasnya justru lewat kebaikan.
Bukan kejahatan!
KEBAIKAN DIBALAS
DENGAN KEJAHATAN ADALAH KEBIADABAN,
KEBAIKAN DIBALAS
DENGAN KEBAIKAN ADALAH MANUSIAWI.
KEJAHATAN DIBALAS
DENGAN KEBAIKAN ADALAH ILAHI.
#Salam_WOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar