Oleh: Reinhard Samah
Kansil, M.Th
Kalau ada di antara kamu yang menderita, baiklah ia
berdoa!
Bacaan
kita hari ini berkisah tentang peristiwa setelah kenaikan Yesus
Kristus yang terjadi di Bukit Zaitun, yang terletak sekitar
tiga ribu kaki di sebelah timur Yerusalem. Jarak ini merupakan jarak yang
diperbolehkan bagi orang Yahudi untuk berjalan pada hari Sabat tanpa melanggar
ketetapan tentang perhentian Sabat.
Bukit
Di Bukit Zaitunlah Yesus memulai penderitaan-penderitaan-Nya, dan
oleh sebab itu di sanalah Ia menyingkirkan cela dari penderitaan-penderitaan
itu dengan kenaikan-Nya yang mulia, dan dengan demikian menunjukkan bahwa
penderitaan dan kenaikan-Nya mengarah pada kuasa yang sama (ay. 12).
Siapa
murid-murid yang dimaksud pada ayat 13, yang
tetap bersama-sama Yesus?.
Kesebelas rasul disebutkan, demikian pula Maria ibu Tuhan kita, dan ini kali
terakhir dia disebutkan di dalam Kitab Suci. Ada orang lain yang di sini
dikatakan sebagai saudara-saudara Tuhan kita, kaum sebangsanya secara daging.
Dalam pada itu, Mereka berdoa, dan menaikkan permohonan (ay. 14). Semua
umat Allah adalah umat yang berdoa, dan memberi diri untuk berdoa. Saat ini adalah saat kesusahan dan
bahaya bagi murid-murid Kristus (dan kita). Mereka
seperti domba di tengah-tengah serigala.Kalau
ada seorang di antara kita yang menderita, baiklah ia berdoa. Mereka
bertekun dalam doa, menghabiskan banyak waktu untuk berdoa, lebih
daripada biasanya, sering berdoa, dan berdoa dalam waktu yang lama. Mereka
tidak pernah kehilangan satu jam pun untuk berdoa. Mereka berdoa dengan
sehati. Ini menunjukkan bahwa mereka berkumpul bersama-sama dalam kasih
yang kudus, dan bahwa tidak ada pertengkaran atau perselisihan di antara
mereka.
Doa
Saat saya mengajar kelas Alkitab, pernah saya mengajukan pertanyaan ini:
"Ketika saudara dalam kesulitan, apa yang paling sering saudara lakukan terlebih
dahulu?" Saya memberi mereka tiga pilihan jawaban: 1) Berusaha mengatasinya
sendiri: Menelepon teman dan menceritakannya; 3) Memohon pertolongan Tuhan.
Sebagian kecil orang dalam kelas tersebut menyatakan mereka berdoa
terlebih dahulu. Kebanyakan dari mereka memilih nomor 1. Lainnya memilih nomor
2. Saya kira tanggapan-tanggapan ini memang umum terjadi.
Ada tertulis: "Kalau ada di antara kamu yang
menderita, baiklah ia berdoa!". Sering kali doa tidak
menjadi tanggapan pertama atas permasalahan. Kita mungkin mencoba memecahkannya
sendiri, menggunakan keterampilan atau sumber daya finansial kita sendiri. Atau
kita mungkin berpaling pada teman-teman. Ketika tak satu pun dapat menolong,
barulah kita mencoba untuk berdoa.
Bukan itu saja, biasanya kita juga tidak mendoakan masalah itu
cukup lama atau berhenti sejenak untuk merenungkan apa yang Alkitab katakan
tentang tanggapan kita terhadap suatu masalah. Namun, menakjubkan sekali apa
yang dapat terjadi jika kita meluangkan waktu untuk berdoakan dan mendengarkan
Tuhan berbicara lewat firman-Nya. Dia akan memberi sudut pandang baru terhadap
situasi kita, dan membantu kita untuk lebih serupa dengan-Nya.
Renungkanlah ini: "Doa orang yang
benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya". Jadi,
dahulukanlah doa!
#Salam_WOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar