FITNAH BAGI ORANG TAK JUJUR
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Kejujuran memang
menyakitkan, tetapi tidak mematikan. Kebohongan memang menyenangkan, tetapi
tidak menyembuhkan.
Tuduhan Palsu.
Bacaan kita hari ini menggambarkan betapa
baru saja dasar Bait Allah diletakkan, pada saat yang bersamaan orang Israel
mulai menghadapi kesulitan. Kesulitan pertama adalah godaan untuk
mengkompromikan iman mereka. Ketika berhasil mengatasi masalah ini, perlawanan
yang terus terang mulai dilancarkan, dan perlawanan tersebut berlanjut terus
sejak zaman Koresy hingga masa pemerintahan Artahsasta. Bagian bacaan kita
adalah jaman pemerintahan Ahasyweros.
Sekelompok orang
melakukan fitnah. Mereka membuat ‘surat tuduhan’ (ay. 6). Di dalam bahasa Ibrani
akar kata untuk tuduhan sama dengan akar kata untuk Iblis, "Sang
penuduh". Musuh-musuh orang Yahudi ini menyatakan betapa mereka sangat
memperhatikan kesejahteraan raja Persia. Laporan yang mereka sampaikan tentang perkembangan
pembangunan kembali tembok Yerusalem (ay. 12) jelas terlalu dilebih-lebihkan,
dipandang dari sudut ayat 13. Jelas ini laporan palsu.
Pada tahun 537 SM,
suatu sisa dari 12 suku kembali dari pembuangan di Babilon dengan maksud
membangun kembali bait Allah di Yerusalem. Pada waktu itulah ”orang Samaria”,
yang sudah ada di negeri tersebut ketika orang Israel tiba dan yang digambarkan
sebagai ”lawan-lawan Yehuda dan Benyamin”, mendatangi Zerubabel serta para
tua-tua, dengan mengatakan, ”Biarlah kami ikut membangun bersama kamu; karena,
sama seperti kamu, kami mencari Allahmu dan kepadanya kami mempersembahkan
korban sejak zaman Esar-hadon, raja Asiria, yang membawa kami ke sini.” Akan
tetapi, pengakuan bahwa mereka mengabdi kepada Allah ini ternyata hanya di
bibir saja, karena ketika Zerubabel menolak tawaran mereka, orang-orang Samaria
itu berupaya sebisa-bisanya untuk menghalangi pembangunan bait tersebut.
Setelah segala upaya terpadu mereka melalui pelecehan dan intimidasi gagal,
mereka kemudian menulis sepucuk surat berisi tuduhan palsu yang dikirimkan
kepada kaisar Persia dan berhasil mendapatkan surat keputusan pemerintah
sehingga pembangunan tersebut terhenti selama beberapa tahun.
Menolak untuk berkompromi.
Mengizinkan orang Samaria yang setengah kafir untuk
berpartisipasi dalam pembangunan kembali Bait Allah, tidak hanya mengingkari
identitas mereka, tetapi juga keunikan Yehuda sebagai umat pilihan Allah.
Kristen modern harus mengaku bahwa hanya Yesuslah Juruselamat dunia. Penolakan
untuk berkompromi dapat menimbulkan berbagai tantangan; sekalipun demikian
seorang Kristen modern haruslah tetap memiliki identitas sebagai umat pilihan
dan sekali-kali tidak kompromi dengan pendapat bahwa semua jalan menuju ke
sorga.
Dalam dunia
kerja maupun dalam pelayanan, di kekinian, kitapun kerap melakukan hal ini.
Dalam rangka mencapai tujuan kita, segala cara kita lakukan, termasuk
memfitnah. Berkata dusta dan memberi tuduhan palsu menjadi bagian dari gaya
hidup kita. Sebagai anak-anak Tuhan, apalagi pelayan-Nya, diperlukan karakter
Jujur. Bersikaplah begini: Lurus hati; tidak berbohong tidak curang,
tulus; ikhlas; Menampilkan ketulusan dan Integritas dalam semua
tindakannya. Dalam hal ini, perlakuan manipulatif, tidak akan menimbulkan
kepercayaan.
Renungkanlah hal ini: “Berbagai dokumen memaparkan
serangkaian percobaan yang dilakukan untuk menghalangi usaha orang-orang Yehuda
dalam pembangunan kembali Bait Allah.
Jangan berharap bahwa menjalani kehidupan Kristen yang berkomitmen adalah
pekerjaan mudah. Kita akan menjumpai berbagai perlawanan, namun demikian kita
akan dapat mengalahkannya jika tetap setia”.
SALAH SATU SEBAB SESEORANG
SULIT MENERIMA SEBUAH KEJUJURAN ADALAH KENYATAAN BAHWA KEBOHONGANLAH YANG INGIN
DIA DENGARKAN.
#Salam_WOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar