PENDERITAAN ORANG BENAR
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th
Memang benar, bahwa
setiap orang yang mau
hidup beribadah di
dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.
Bacaan kita hari ini berisikan nasihat dan
penghiburan bagi jemaat yang sedang mengalami penderitaan. Di sini Rasul Petrus
menasihati tentang pentingnya bersabar di bawah penderitaan. Roh kedagingan yang
belum dimatikan sangat tidak sesuai untuk menanggung pencobaan.
Orang fasik
Dengan ramah
Rasul Petrus menyapa orang-orang Kristen malang yang dibenci ini: mereka
adalah saudara-saudara yang
kekasih (ay. 12). Setelah berbicara tentang pencobaan berat, Rasul
Petrus beralih ke tingkat penderitaan yang lebih rendah, yakni perihal lidah
yang memfitnah dan menista (ay. 14). Agar mereka berhati-hati untuk tidak
mengalami penderitaan karena alasan yang tidak benar, sebagai pelaku kejahatan
(ay. 15).
Selain
peringatan tersebut, Rasul Petrus juga menambahkan petunjuk, jika seseorang menderita sebagai orang Kristen karena
perkara Injil, dan dengan penuh kesabaran, maka janganlah ia menganggapnya
sebagai sesuatu yang memalukan, tetapi menerimanya sebagai suatu kehormatan.
Dan ia patut memuliakan Allah yang telah menghargainya dengan jalan menderita
seperti itu (ay. 16).
Selanjutnya,
Rasul Petrus mengisyaratkan malapetaka orang fasik yang tidak dapat
diperbaiki: jika orang benar
hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik
dan orang berdosa? (ay. 18). Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik
dan orang berdosa! Ketahuilah,
bahwa semua penderitaan yang menimpa orang-orang benar, terjadi karena kehendak
Allah.
Orang benar
Sebagai anak-anak Tuhan, kita patut bersyukur karena Dia sangat
mengasihi kita sehingga Dia mau mendidik kita. Bagaimanapun cara Tuhan
mengarahkan dan menentukan jalan hidup kita, semata-mata "untuk kebaikan
kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya".
Dalam bukunya yang berjudul Flashes of Truth (Cahaya Kebenaran),
James Duff mengungkapkan bahwa, "Warna yang dipoleskan pada benda-benda
tembikar harus melalui proses pembakaran terlebih dahulu. Jika tidak,
warna-warna itu akan mudah luntur. Sebelum dibakar warna keemasan yang terdapat
pada benda-benda tembikar hanya berupa cairan hitam belaka. Dua atau tiga kali
pembakaran yang pertama akan menghapus warna-warna tersebut sehingga pembakaran
itu harus dilakukan berulangkali.
Demikian pula hubungan Tuhan dengan kita. Tuhan belum selesai
bekerja di dalam kita ketika Dia memasukkan kita ke dalam perapian penderitaan
dan dukacita yang menyala-nyala. Untuk apa? Agar melalui api itu, keindahan
karakter yang dikerjakan oleh sang Penjunan, dapat tinggal tetap di dalam diri
kita."
Apakah kita
sedang berada dalam tungku penderitaan? Ingatlah, Bapa surgawi mengasihi kita.
Sejarah gereja mula-mula membuktikan bahwa justru melalui penderitaan nama
Tuhan semakin dikenal di Yerusalem. Penderitaan sesaat bagi orang Kristen
sejati, justru menghasilkan iman kepada Tuhan yang makin diteguhkan.
ANAK-ANAK TUHAN BAGAIKAN PERMATA INDAH.
DIBENTUK OLEH
TEKANAN, DIPOLES OLEH KESUKARAN!
#Salam_WOW