KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th
Kepemimpinan partisipatif adalah persamaan
dan saling berbagi antara pimpinan dengan anggota, dalam memecahkan masalah.
Partisipasi
Pemandangan yang sangat mengesankan dapat
kita lihat dalam pembangunan kembali
tembok Yerusalem, yaitu partisipasi yang tinggi dari kelompok masyarakat yang
beraneka ragam. Para pemuka agama maupun pemuka masyarakat melibatkan diri
secara langsung (ay. 1, 9, 12, 16). Berbagai profesi terlibat dalam pembangunan
itu seperti tukang emas dan juru rempah-rempah. Bukan hanya kaum laki-laki,
tetapi kaum perempuan pun ikut menyumbangkan tenaganya (ay. 12).
Pembagian tugas dilakukan dengan jelas. Banyak
rencana indah tidak berhasil dilaksanakan atau tidak mencapai tujuan karena
tidak adanya pembagian tugas yang jelas. Catatan yang rinci pada pasal ini
membuktikan bahwa pembagian tanggung jawab diberi perhatian yang
sungguh-sungguh. Adanya sikap bijaksana dalam penentuan tugas masing-masing
nampak dalam pemberian tanggung jawab kepada beberapa orang untuk memperbaiki
tembok di depan rumahnya, nampak disini unsur efisiensi.
Partisipasi yang tinggi ini terjadi karena
kepemimpinan yang efektif dari Nehemia. Ia membentuk tim dan memberi tanggung
jawab yang spesifik. Pemberian nama tiap tim memperlihatkan kepedulian Nehemia
untuk memberi kredit terhadap hasil kerja yang dicapai oleh tiap tim. Ia juga
mengorganisasi tim kerja berdasarkan beberapa alasan. Beberapa tim dibentuk
karena kedekatan tempat tinggal, yang lain berdasarkan keluarga, status sosial,
maupun profesi. Selain itu Nehemia mampu memotivasi mereka untuk bekerja dengan
tujuan dan komitmen yang sama.
Kepemimpinan
Gordon Selfridge adalah pendiri salah satu
department store di London yang merupakan salah satu Department store terbesar
di dunia. Ia mencapai kesuksesan tersebut dengan mengembangkan pola
kepemimpinan partisipatif dan bukan
menjadi "Boss".
Apa perbedaan antara Pemimpin dengan Boss?
Seorang boss mempekerjakan bawahannya;
tetapi seorang pemimpin mengilhami mereka.
Seorang boss mengandalkan kekuasaannya;
tetapi seorang pemimpin mengandalkan kemauan
baiknya.
Seorang boss menimbulkan ketakutan;
tetapi seorang pemimpin memancarkan kasih.
Seorang bos mengatakan AKU ;
tetapi seorang pemimpin mengatakan KITA.
Seorang boss menunjuk siapa yang bersalah;
tetapi seorang pemimpin menunjuk apa yang
salah.
Seorang boss tahu bagaimana sesuatu
dikerjakan;
tetapi seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya
Seorang boss menuntut rasa hormat;
tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa
hormat.
Seorang boss berkata: “Pergi”...! ;
tetapi seorang pemimpin berkata: ”Mari kita
pergi”.
Ketika Yesus membasuh kaki murid murid-Nya Ia
bertanya, "Mengertikah kamu apa yang telah Ku perbuat kepadamu?"
Yesus adalah Guru dan Tuhan kita. Kata Guru dan Tuhan menunjukan bahwa Yesus
ada pada level yang lebih tinggi dari pada murid muridNya karena Ia tidak hanya
mengajari atau memerintah mereka dengan kata kata tetapi Ia memberikan contoh
terlebih dahulu bagaimana seharusnya melakukannya.
Jadilah seorang Pemimpin yang mengembangkan
sikap Kepemimpinan Partisipatif, bukan seorang Boss.
ADAKAH YANG HARUS DIUBAH ATAU DIPERBAIKI
DALAM GAYA KEPEMIMPINAN MAUPUN DALAM PARTISIPASI KITA? APA YANG AKAN KITA
LAKUKAN?
#Salam_WOW