DARI DIRI UNTUK KELUARGA
Oleh:
Reinhard Samah Kansil
Tunjukkan senyum di hadapan orang banyak.
Tangis
di hadapan sahabat,
Pengorbanan
di hadapan keluarga.
Rasa
syukur di hadapan Tuhan.
Masih ada kekurangan.
Bacaan kita mengisahkan, Yosafat menjadi raja atas Yehuda (ay. 41). Bagian ini mengisahkan secara singkat masa pemerintahan Yosafat. Tiga fakta utama tampak menonjol: dia memerintah bersama dengan ayahnya Asa; hampir dalam segala hal dia termasuk orang saleh; kesalahannya yang utama adalah mengadakan persepakatan dengan Ahab Raja Israel.
Yosafat
seorang raja yang hidup menurut jejak ayahnya yaitu hidup menurut jalan Tuhan
dan melakukan apa yang benar di mata Allah. Bahkan Allah menghargai apa yang
ia. Selama pemerintahannya, ia berhasil mengadakan reformasi kerohanian bangsa.
Hanya apa yang ia lakukan masih ada kekurangan.
Simultan
dan tuntas.
Reformasi
rohani yang dilakukan Yosafat belumlah total. Ia baru berhasil melakukan
reformasi yang dimulai dari dirinya sendiri. Namun reformasi masyarakat secara
tuntas belum ia lakukan. Buktinya ia sudah menghapuskan sisa pelacuran bakti,
namun ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, sehingga bangsa Yehuda masih
mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. Dalam kehidupan
pribadinya, nampaknya Yosafat memilah-milah antara kehidupan rohani dan
kehidupan non-rohani yaitu urusan dagang dan politiknya. Dulu ia sengaja
bersekutu dengan Ahab untuk memerangi Ramot-Gilead, padahal Allah melarangnya
melalui nabi Mikha. Kemudian ia melakukan kerja sama perdagangan dengan Ahazia,
anak Ahab yang melakukan apa yang jahat di mata Allah. Allah menegurnya melalui
Eliezer dan bencana menimpa kapal-kapalnya. Baru setelah itu ia tidak berani
melakukan kerjasama dengan Ahazia.
Kekurangan-kekurangan
itu bukanlah hal sepele. Karena berakibat cukup fatal bagi kehidupan
keturunannya dan bangsa Yehuda setelah zamannya. Yoram anak Yosafat ternyata
tidak hidup menurut jalan ayahnya. Ia membunuh saudara-saudara kandungnya dan
melakukan apa yang jahat di mata Allah. Walaupun tidak dikatakan sebagai akibat
langsung dari kekurangan Yosafat, namun dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
karena Yosafat serba tanggung di dalam melakukan reformasi kerohanian, sehingga
tidak mampu memberikan fondasi yang kuat bagi kehidupan kerohanian keluarga dan
masyarakat. Yang diutamakan hanyalah kehidupan rohani pribadinya. Ia
mengabaikan kehidupan rohani keluarga dan masyarakatnya.
Betul,
pembenahan kerohanian pribadi adalah penting, namun yang tidak kalah penting
adalah pembenahan rohani keluarga dan masyarakat. Hal ini harus dilakukan
secara simultan dan tuntas, agar memberikan pondasi yang kuat bagi keluarga
kita dan generasi mendatang.
KELUARGA YANG BAIK DIMULAI DENGAN CINTA, DIBANGUN DENGAN KASIH SAYANG, DAN DIPELIHARA DENGAN KESETIAAN.
#Salam_WOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar