TUNDUK DALAM HORMAT
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Cinta itu
saling menghormati. Bukan saling mencela. Berbahagialah pasangan hidup yang
melandasi kehidupan pernikahannya dengan saling menghormati satu sama lainnya.
Ikutlah teladan Ribka yang menundukkan dirinya
menghormati Ishak.
Bacaan kita menggambarkan, Ribka berlaku amat sopan
ketika ia bertemu Ishak: karena tahu bahwa itu Ishak, turunlah ia dari untanya (ay. 64), lalu ia mengambil telekungnya dan bertelekunglah
ia (ay. 65), sebagai tanda kerendahan
hati, kebersahajaan, dan penyerahan diri. Ia tidak mencela Ishak karena tidak
datang sendiri untuk menjemputnya, atau, setidak-tidaknya, untuk menemuinya
setelah ia menempuh perjalanan selama satu atau dua hari.
Ribka tidak mengeluh betapa membosankannya perjalanannya,
atau betapa sulitnya ia meninggalkan sanak saudaranya, untuk datang ke sebuah
tempat yang asing. Sebaliknya, setelah melihat Tuhan Sang Pemelihara berjalan
di depan dia dalam urusan itu, ia pun menyesuaikan dirinya dengan bersikap ceria
dengan hubungan barunya itu.
Menghormati adalah menghargai.
Walau seseorang itu bukan siapa-siapa, hormatilah. Jangan
mencela. Apalagi ia suamimu, istrimu, pacarmu, adik kakakmu. Sikap menghormati adalah sikap mengakui harkat dan
martabat manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ketika kita merasa tak dihormati di banyak tempat, ingatlah dirumahmu
ada seseorang yang menghormatimu..
Terhadap pasangan hidup kita berlakulah
saling menghormati. Menghormati adalah berlaku sopan. Sepatutnya kita menghormati
dengan khidmat orang yang kepadanya kita mengikat janji sehidup semati dalam
sebuah mahligai rumah tangga. Jangan marah padanya jika dia tidak lagi hormat. Tapi marahlah pada
diri sendiri sebab ketika dia hormat, kita tidak pernah menghormatinya.
JIKA KITA
MENCINTAI SESEORANG, KITA AKAN SENTIASA MENGHORMATINYA WALAUPUN DIA TIDAK
BERADA DISISI KITA.
Salam WOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar