CATATAN (7)
Tujuh Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)
Bagaimana dengan Pengkhotbah yang memiliki kecerdasan emosional yang
tidak tinggi. Kecerdasan emosional tidak ‘given’ atau tidak dapat
diubah. Kecerdasan emosional dapat diubah. Kecerdasan emosional dapat
ditingkatkan. Ada tujuh cara meningkatkan kecerdasan emosional seorang
pengkhotbah:
1) Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi
kemampuan pengkhotbah untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya
Pengkhotbah rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam
pikiran Pengkhotbah harus dapat menangkap pesan apa yang ingin
disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut,
sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.
2) Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Pengkhotbah untuk memahami
dampak dari emosi negatif terhadap diri Pengkhotbah. Sebagai contoh
keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan
yang membuat Pengkhotbah mudah marah ataupun frustasi seringkali justru
merusak hubungan Pengkhotbah dengan bawahan maupun atasan serta dapat
menyebabkan stres. Jadi, selama Pengkhotbah dikendalikan oleh emosi
negatif Pengkhotbah justru Pengkhotbah tidak bisa mencapai potensi
terbaik dari diri Pengkhotbah. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui
teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Pengkhotbah maupun
orang-orang di sekitar Pengkhotbah tidak menerima dampak negatif dari
emosi negatif yang muncul.
3) Mengelola emosi diri sendiri
Pengkhotbah jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik
atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan
tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi
adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan
kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Pengkhotbah
mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri
sendiri, yaitu : Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari
dukungannya kepada Pengkhotbah. Kedua berusaha mengetahui pesan yang
disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani
emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil
tindakan untuk menanganinya.
Kemampuan kita mengelola emosi adalah
bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri,
karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita,
bukan sebaliknya.
4) Memotivasi diri sendiri
Menata emosi
sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan
menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri
emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan
hati–adalah lpengkhotbahsan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi
dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini
cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka
kerjakan.
5) Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang
lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang
lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi
empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti.
Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara
efektif.
6) Mengelola emosi orang lain
Jika ketrampilan
mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar
pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar
dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk
emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang
muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang
lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya.
Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan
berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau
organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin
tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang
lain.
7) Memotivasi orang lain
Ketrampilan memotivasi orang
lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi
orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan
kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan
kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan kita sebagai
pengkhotbah.
#Salam_WOW
... Bersambung
Drs. Reinhard Samah, M.Th
Founder & Master Trainer Next Level Training
0818 0888 2611
pt. Amarilis Kriya Cipta
Jl. Madrasah Raya No 5d, Cilandak Timur, Pasar Minggu,
JakSel Tel/Fax: (021) 7883 8721email: reinhardsamahkansil@gmail.com
WA: 0819 3255 1765
Tidak ada komentar:
Posting Komentar