Judul: SUKSESI 3D
Nas: 1 Samuel 10:1-9
Saudara-saudara Kekasih Kristus,
Nas saya bagi kedalam
tiga bagian besar, saya menyebutnya 3D: 1. Diurapi (ayat 1); 2.
Ditugaskan (ayat 2-8); 3. Diubah (ayat 9). Dimana masing-masing bagian akan
dijelaskan latar belakangnya (#bk1). Kemudian digambarkan kondisi masa kininya
(#bk2) dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan beriman berupa nasehat untuk
melakukan dan bertindak (#bk3).
Saudara-saudara Kekasih Kristus, Mari kita renungkan ‘D’ yang pertama: Diurapi.
#bb1. ‘D’ pertama, DIURAPI
(ayat 1)
#bk1: Bahasa ibraninya maw-shakh'. Artinya Samuel melumasi/mengolesi minyak zaitun ke badan atau kepala Saul. Inilah perisiwa pertama Bangsa Israel memperoleh seorang Raja. Samuel mengurapi Saul maka Saul telah resmi menjadi seorang Raja. Raja Israel. Maksud dari pengurapan Saul ialah: 1) Untuk mempersembahkannya kepada Allah guna tugas khusus yang untuknya ia dipanggil; 2) Untuk menyalurkan kepadanya kasih karunia dan karunia yang memungkinkan dia melaksanakan tugas yang dibebankan Allah kepadanya. "Orang yang diurapi Tuhan" menjadi istilah umum untuk raja Israel. Raja tertinggi yang diurapi Allah adalah Yesus, sang Mesias (Ibr. Mashiah, artinya "Dia yang Diurapi"), yang diurapi Allah dengan Roh Kudus. Karena itu, semua pengikut Yesus harus diurapi dengan Roh Kudus yang sama sebagai imam dan raja perjanjian yang baru. SUKSESI ADALAH PROSES PERGANTIAN KEPEMIMPINAN. Nas mengajarkan kepada kita bahwa proses pergantian kepemimpinan yang dilakukan Samuel sebagai Hakim terakhir kepada Saul, Raja pertama bangsa Israel haruslah melalui proses mempersembahkan kepada Allah dan menyalurkan kasih karunia kepada pemimpin baru untuk menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Singkatnya, Samuel menugurapi dan Saul meresponnya dengan mempersembahkan diri dan memperlengkapi diri.
#bk2: Hari-hari
ini di GPIB, sebagian besar sudah melakukan SUKSESI pada Unit-unit missioner
(baca: Pelkat dan Komisi). Sebagian kecil lainnya menyusul. Beberapa hari
kedepan GPIB secara Sinodal juga akan melakukan SUKSESI. Apa yang dapat kita
petik sebagai renungan dari ‘D’ pertama, DIURAPI
ini? Seyogyanya, Unit-unit missioner ditingkat jemaat dan Majelis Sinode di
tingkat Sinodal yang sudah dan akan melakukan SUKSESI ini, dapat dan harus
mengalami proses diurapi seperti yang dialami Saul. Dalam proses diurapi ini
terkandung makna ritual, aktual dan kontekstual. Makna ritual pengurapan adalah
mau menunjukkan diperlukannya sebuah campur tangan Tuhan dalam proses
mempersembahkan diri pemimpin yang
terpilih dalam sebuah ibadah yang khusus diadakan untuk itu. Makna aktualnya
adalah memperlengkapi pemimpin yang terpilih dengan memberikan karunia
kepemimpinan yang didapat dari pembinaan-pembinaan berkelanjutan. Makna
kontekstual nya adalah penugasan-penugasan berupa dijalankannya program-program
kegiatan organisasi dengan baik dan benar seturut kehendakNYA.
#bk3: Karenanya,
kepada pemimpin-pemimpin Jemaat dan Sinodal yang sudah dan akan mengalami
SUKSESI ingat, renungkan dan lakukanlah
ini: ”Persembahkan dirimu secara total. Perlengkapi dirimu dengan karunia
memimpin. Jalankan tugas dan tanggungjawab kepemimpinanmu hanya untuk hormat dan kemuliaan namaNYA.
Saudara-saudara Kekasih Kristus,, Sekarang kita masuk pada ‘D’ yang kedua: Ditugaskan.
#bk1: Ada sedikitnya
sembilan tugas yang harus dilakukan setelah Saul diurapi. Mulai
dari memegang tampuk pemerintahan, menyelamatkan Israel dari musuh sampai
perintah menemui beberapa orang di beberapa tempat, seterusnya sampai pada
bertemu para Nabi. Samuel memberikan kepada Saul sebuah tanda yang
penggenapannya akan menegaskan sifat Ilahi dari panggilannya untuk menjadi
raja. Saul ditugaskan terutama
adalah menjalankan perintah Allah atas Israel, bukan sebaliknya. Posisi Saul
adalah sebagai raja bagi Israel dan sebagai hamba di hadapan Allah.
#bk2: Ditugaskan adalah
melakukan sesuatu yang wajib dikerjakan atau yg ditentukan untuk dilakukan.
Ditugaskan berarti juga: ‘diperintah untuk melakukan sesuatu’. Pemimpin yang
sudah, baru saja atau akan terpilih nanti harus siap ditugaskan. Harus siap
diperintah, disuruh-suruh. Pemimpin adalah yang menjalankan tugas atau yang
ditugaskan. Pemimpin adalah petugas. Jangan pernah beranggapan bahwa
Pemimpinlah yang memberi perintah. Pemimpin adalah orang yang diperintah atau
disuruh melakukan sesuatu, bukan sebaliknya. Posisi pemimpin adalah Hamba
dihadapan Allah. Pemimpin adalah pelayan yang kerjanya melayani bukan dilayani.
#bk3: Oleh karenanya,
camkanlah ini: ‘Pemimpin Jemaat/Gereja adalah PETUGAS, pesuruh. Pemimpin Jemaat/Gereja bukan bos tapi HAMBA’.
Saudara-saudara Kekasih Kristus, akhirnya kita merenungkan ‘D’ yang ketiga: DIUBAH.
#bk1: Bahasa aslinya
Ibrani: haw-fak' atau dalam bahasa inggris bermakna: to transform atau to
change. Diubah artinya menjadi berbeda dibanding semula. Diubah atau berubah
dapat juga bermakna: bertukar/berganti/beralih menjadi sesuatu yang lain. Saul
diubahkan. Dari seorang yang bukan siapa-siapa di suku terkecil diantara dua
belas suku Israel menjadi orang nomor satu di Kerajaan Israel. Setelah Saul
diurapi seketika itu juga Allah mengubah hatinya bahkan sebelum Saul
menjalankan tugas-tugasnya. Mengubah hati sebelum menjalankan tugas sebagai
Raja adalah poin utama perenungan bagian ini. Allah mengubah hati Saul menjadi
lain. Roh Allah telah
mengubah sifatnya menjadi seorang yang kuat teguh dan membekalinya dengan
kemampuan-kemampuan yang diperlukan oleh seorang raja.
#bk2: Pemimpin
hasil SUKSESI haruslah diubah. Setelah diurapi, bahkan sebelum menjalankan
tugas-tugas kepemimpinannya, Ia harus dubahkan. Dari yang semula berkarakter
tidak bertanggungjawab menjadi bertanggungjawab. Dari sebelumnya mementingkan
diri sendiri menjadi mementingkan jemaat terlebih dahulu. Beralih dari
berkarakter buruk menjadi memiliki karakter unggul: Mengasihi, murah hati,
damai, sukacita, sabar, setia, lemah lembut, menguasai diri. Unggul artinya
‘lebih baik dari’. Dari apa? Lebih baik dari dirinya sendiri dimasa lampau.
Menjadi pemimpin jemaat/Gereja yang diubahkan adalah Ia yang mengatakan sesuatu
sekaligus melakukannya. Pemimpin berkarakter unggul adalah pemimpin yang
memegang teguh prinsip: Satunya kata dan perbuatan.
#bk3: Oleh
karenanya, berubahlah. Bersedia untuk DIUBAH oleh Roh Allah. Berbedalah, dari
sebelumnya berkarakter buruk menjadi memiliki Karakter Unggul.
Saya sudah
sampai pada akhir khotbah. Sebagai pemimpin yang sudah, baru saja dan akan
mengantikan pemimpin sebelumnya, ingat, renungkan dan lakukanlah: Persembahkan
dirimu secara total, berikan dirimu untuk diperlengkapi, jalankan tugas
kepemimpinanmu dengan penuh tanggungjawab dan ubah dirimu menjadi memiliki
karakter kepemimpinan unggul.
DIURAPI-DITUGASKAN-DIUBAH.
Amin.
#salamWOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar