CELIK KARENA TAAT
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Saat kita melakukan ketaatan saat itu pula kita sedang mempersiapkan diri mengalami sukacita besar.
Bukan dosa tapi kemulian-Nya
Bacaan kita benderang
menjelaskan, Yesus melihat orang yang buta
sejak lahir (ay. 1). Kemudian para murid bertanya tentang orang itu (ay. 2). Pertanyaan para murid
bersumber pada keyakinan bahwa cacat atau penderitaan jasmaniah disebabkan oleh
dosa, mungkin dari orangtua atau dari orang itu sendiri. berdasarkan anggapan
bahwa jiwa orang sudah ada sebelum dia dilahirkan secara jasmaniah, yaitu
pandangan yang dianut oleh sebagian orang Yahudi. Yesus mengusir setiap
pemikiran tentang dosa tertentu atau dosa orang tua sebagai penyebab suatu
keadaan cacat dan Ia membuat orang berpikir dari suatu pendekatan yang sama
sekali berbeda. Allah telah mengizinkan keadaan tersebut untuk menunjukkan
kemuliaan-Nya, karena kuasa-Nya akan dinyatakan di dalam kasus ini (ay. 3).
Yesus mengajak murid-murid-Nya, kita harus bekerja. (ay. 4). Yesus
hendak menggunakan kebenaran tersebut terhadap mukjizat yang akan dilakukan
(ay. 5). Pengolesan mata orang buta itu dengan tanah tidak diperlukan untuk
kesembuhannya, tetapi dimaksudkan sebagai ujian yang berat terhadap imannya.
Apakah dia akan taat? Yohanes menunjukkan makna simbolis pada nama dari kolam
itu - Siloam (diutus). Mungkin nama
itu bersumber pada "pengutusan" atau keluarnya air tersebut. Ketaatan
menghasilkan penganugerahan penglihatan (ay. 7).
Dalam
pada itu, pada bagian lain bacaan kita, orang yang selama ini dikenal sebagai pengemis - pekerjaan yang wajar untuk orang yang buta seperti dia
- kini tampak begitu berbeda sehingga tidak dikenali. Siapakah orang ini?
Pengakuannya tentang siapa dirinya mengakhiri semua dugaan (ay. 9). Pertanyaan
berikutnya tentu saja berkenaan dengan cara ia disembuhkan. Dengan menahan
setiap godaan untuk menambah-nambahkan kesaksiannya, orang yang sebelumnya buta
itu dengan setia dan benar bercerita ulang tentang langkah-langkah
kesembuhannya. Pertanyaannya yang ketiga juga tidak terelakkan. Siapakah yang
telah mengolesi matanya dan menyuruh membasuhnya di kolam? Jawabnya adalah: Yesus!
(ay. 10-11)
Ketaatan
Dewasa ini perdebatan
dan penolakan kerap kita alami di gereja maupun di masyarakat. Tapi Yesus
tidak. Tatkala Ia dan murid-murid-Nya berjumpa dengan seorang buta sejak lahir,
murid-murid berdebat, Yesus bertindak mengadakan mukjizat, menyembuhkan si
buta.. Tanpa membasuh mata di kolam Siloam pun sebenarnya Tuhan Yesus bisa
mencelikkan mata si buta. Yang Yesus pentingkan dalam peristiwa ini adalah
ketaatan. Ketaatan yang dibarengi rasa syukur kepada Tuhan memegang peranan
penting, tidak hanya di saat kita membutuhkan pertolongan-Nya, tetapi di setiap
saat. Mukjizat terjadi karena ketaatan terhadap firman Tuhan. Si buta yang
celik matanya, mensyukuri pertolongan Tuhan. Ia tidak takut menghadapi
orang-orang yang meragukan kesembuhan yang telah dialaminya.
Kita semua buta
sebenarnya. Buta rohani. Untuk tidak menjadi buta, untuk menjadi CELIK,
berdoalah memohon kepada Tuhan, begini: ” Ya, Tuhan, celikkanlah mata rohaniku
untuk dapat setiap saat mensyukuri kasih-Mu kepadaku”. Lalu renungkan hal ini: Berbahagialah
orang yang mempertahankan ketaatan karena percaya.
SUDAHI PERDEBATAN DAN PENOLAKAN. MULAILAH UNTUK TAAT.
#Salam_WOW
Renungan ini bersumber dari buku saya dibawah ini.
Tidak dijual bebas. Sila pesan ke WA/SMS: 0818 0888 2611
Tidak ada komentar:
Posting Komentar