IMANMU BUKAN HARI
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Kalau sesuatu layak dilakukan, itu
layak untuk dilakukan dengan baik.
Salah kaprah
Nas kita kali ini berbicara hal lain dari yang seringkali Yesus lakukan.
Dalam hal menyembuhkan, Yesus menyembuhkan sebagai tanggapan terhadap iman
seseorang. Akan tetapi, dalam bacaan ini Yesus menyembuhkan tanpa ada unsur
iman; Ia hanya berkata dan orang itu sembuh (ay. 9).
Dalam pada itu, pada ayat 10 - 13, digambarkan bahwa
dengan cepat penyembuhan tersebut menjadi pokok perdebatan, karena
dilaksanakan pada hari Sabat. Orang-orang
Yahudi, dalam hal ini bukan orang-orang biasa, tetapi para pemimpin
mereka. Rupanya mereka melihat orang itu berjalan ke rumahnya sambil membawa
tilam. Peristiwa ini melanggar perintah untuk berhenti pada hari sabat.
Dalam keadaan bingung orang yang disembuhkan ini hanya dapat mengatakan
bahwa Penolongnya yang menyuruhnya melakukan hal itu. Dia tidak bisa menyebut
orang yang telah menyembuhkan dirinya karena dia tidak mengetahui nama-Nya, dan
sekarang kelihatannya mustahil untuk mencari tahu sebab Yesus sudah pergi.
Orang-orang Yahudi itu salah kaprah.
Dewasa ini pun orang mungkin disembuhkan menurut maksud Allah sekalipun
mereka tidak beriman kepada Yesus. Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga hubungan
untuk iman yang menyembuhkan: 1) Iman dari penderita yang mau disembuhkan; 2)
Iman orang lain untuk si penderita; dan 3) Iman dari seseorang yang diurapi
untuk menyembuhkan. Sudahkan saudara mengimani dan mengamininya?
Bacaan kita memperlihatkan sebuah perspektif baru. Bukan melulu mukjizat
yang dibuat Yesus, namun dampak dari perbuatan-Nya. Yesus kini harus berhadapan
dengan orang Yahudi.
Di kalangan orang Yahudi, melakukan pekerjaan di hari sabat tidak
dibenarkan. Lepas dari apa yang dipersoalkan, kita melihat bahwa tuduhan mereka
terhadap Yesus ternyata keliru. Yesus tidak pernah bermaksud untuk meniadakan
hari Sabat seperti yang dituduhkan kepada-Nya (ay. 18).
Pemahaman keliru tentang Sabat. Sabat diadakan bukan untuk menyusahkan,
tetapi agar menjadi berkat. Orang Yahudi menambahkan banyak peraturan tentang
Sabat yang pada awalnya tidak demikian, lalu akhirnya menyusahkan mereka
sendiri.
Yesus adalah Tuhan atas Sabat. Di sini kita melihat bahwa Yesus bebas
untuk melakukan pelayanan-Nya (ay. 17),
apalagi yang diperbuat-Nya itu adalah perbuatan yang baik. Dia bukan pelanggar
hukum Sabat. Di mana wewenang-Nya? Wewenang-Nya ada pada diri-Nya sendiri,
sebab Ia adalah Tuhan atas segalanya termasuk Sabat.
JANGAN MENYEMBAH HARI.
SEMUA HARI BAIK ADANYA.
ASALKAN
UNTUK PELAYANAN.
Renungan ini bersumber dari buku saya dibawah ini.
Tidak di jual bebas. Sila pesan ke WA/SMS: 0818 0888 2611
Tidak ada komentar:
Posting Komentar