YANG BERDEBAT YANG SIA-SIA
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Cara terbaik untuk menang dalam perdebatan adalah jangan pernah memulainya. Lebih baik terlihat bodoh, padahal tidak. Daripada, terlihat pintar, padahal tidak.
Elakkanlah perdebatan.
Bacaan
kita menegaskan, Paulus memberi tahu Titus apa yang harus dihindarinya dalam
mengajar (ay. 9). Ada pertanyaan-pertanyaan
yang memang perlu didiskusikan dan dijernihkan, yang bisa meningkatkan
pengetahuan yang bermanfaat, tetapi persoalan-persoalan yang dicari-cari dan
yang bodoh, yang tidak memberi kemuliaan bagi Allah dan juga tidak membangun
manusia, haruslah dielakkan.
Elakkanlah pertengkaran lidah.
Perdebatan adalah pertengkaran lidah. Tak ada sama sekali manfaat yang dapat dipetik dari sebuah pertengkaran lidah. Apalagi dalam pelayanan. Hindarilah. Orang yang yakin bahwa dia benar, tidak akan merasa harus menjelaskan. Hanya orang yang tidak yakin mengenai pendapatnya, yang akan sibuk menjelaskan. Maka, diamlah. Damailah dalam kebenaran yang kita yakini. Elakkanlah perdebatan.
Untuk menghindari perdebatan yang sia-sia dalam sebuah pelayanan, ada dua pilihan; Berkata-katalah dengan baik atau diamlah. Sebaiknya menghindari pembicaraan yang berujung pada kesia-siaan dan dosa semata. Begitu Nampak pembicaraan menuju kearah perdebatan yang sia-sia, segera akhiri. Sedapat mungkin menjauhi perdebatan dengan lawan bicara, meskipun boleh jadi kita berada di pihak yang benar
TAK ADA HAL BAIK YANG DIDAPAT DARI PERDEBATAN
DALAM PELAYANAN. KECUALI HATI YANG LUKA DAN PELAYANAN YANG KEHILANGAN DAMAI
SEJAHTERA.
#Salam_WOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar