Sabda Bina Diri #721
Sabtu Pagi, 30 Mei 2020, Amos 6:6-9
MENJADI BERKAT BAGI SESAMA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th
Yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! (ay. 6)
Bacaan kita pagi ini berupa teguran Tuhan yang ditujukan kepada para pemimpin umat. Ayat enam mencatat, para pemimpin umat yang beroleh kesempatan istimewa menikmati hal-hal terbaik.
Di tengah-tengah pendemi penyakit ini seharusnya para pemimpin yang pertama prihatin, tetapi justru mereka larut dalam kehidupan gemerlap dan menganggap kekelaman dari Allah itu jauh dari mereka.
Sementara ayat delapan dan Sembilan menegaskan, untuk semua yang mereka lakukan, Tuhan bersumpah demi diri-Nya untuk menghukum juga memusnahkan bangsa itu.
Tindakan penghukuman Tuhan untuk bangsa Israel menjadi peringatan keras bagi kita. Sering kali kita merasa kuat dan mampu melakukan segala sesuatu tanpa Tuhan. Bahkan kita menutup mata terhadap berbagai krisis atau bencana yang terjadi di sekitar kita.
Kita sering bersyukur karena tidak mengalami bencana, tetapi bersikap masa bodoh terhadap orang lain yang mengalami bencana. Berbagai bencana atau peristiwa pasti mempunyai hikmat tersendiri yang dapat memberi petunjuk atau tuntunan bagi langkah hidup kita.
Walaupun kita memiliki kuasa dan kekuatan, harta dan kekayaan, kita tidak boleh menggantungkan hidup kita pada hal-hal itu.
Simak syair Pelengkap Kidung Jemaat 43 ini:
Tuhan, harta kami musnah sudah.
Tuhan, hati masih milik kami.
Jangan dimana hartamu di situ hati mu berada. Harta dan kedudukan tidak lebih sekadar alat agar kita menjadi saluran berkat-Nya bagi sesama.
Lukisan Mahal
Alkisah, pada tahun 1997, Steve Wynn, seorang kolektor lukisan, membeli lukisan karya Pablo Picasso, seorang maestro, senilai 47 juta dolar dibalai lelang Christie. Belum sampai sepuluh tahun, ia bisa menjualnya lagi seharga 139 juta dolar. Tiga kali lipat! Alias untung 200%.
Transaksi itu bakal masuk rekor penjualan barang seni termahal di dunia. Sayangnya, saat lelang terjadi, Wynn berdiri di dekat lukisan itu dan tanpa sengaja menyenggolnya dengan sikutnya. Lukisan itu jatuh lalu robek sepanjang 15 cm, tepat di tengahnya. Batal sudah rekor penjualan termahal itu! Dalam sekejap, 139 juta dolar yang setara 1,6 triliun rupiah, menguap dari mata Wynn.
Betapa fana harta kekayaan. Ia bisa menguap dalam sekejap. Jika seseorang mengandalkan harta sebagai jaminan masa depan, ia akan menangis dan meratap. Mengapa? Karena kekayaan bisa tiba-tiba saja meninggalkannya. Rapuh.
Kalaupun seumur hidup harta bisa terjaga, saat mati ia tak dapat dibawa pergi. Kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita atas bagaimana cara kita mendapatkan dan mengelola harta di bumi.
Menjadi kaya tidak masalah. Namun, jangan jadikan harta segala-galanya, sehingga kita rela menindas sesama, menipu, atau berkelahi dengan saudara demi mendapatkannya. Sebaliknya, jadikanlah harta sebagai alat berkat. Alat untuk menyatakan kasih Allah kepada sesama.
TUHAN TIDAK MENENTANG KEKAYAAN
DIA HANYA MINTA AGAR KEKAYAAN KITA
MENJADI BERKAT BAGI SESAMA
#Salam_Sehat
Subscribe Please
Jumat, 29 Mei 2020
Rabu, 20 Mei 2020
Mari Bersaat Teduh, Kamis 21 Mei 2020 - Pagi
Sabda
Bina Diri (Hari 696)
Kamis
Pagi, 21 Mei 2020, Lukas 24:50-53
BERSUKACITALAH
Oleh:
Reinhard Samah Kansil, M.Th
Mereka sujud
menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat
bersukacita. (ay. 52)
Bacaan kita menjelaskan tentang tempat
Kristus naik ke surga, yaitu di Betania,
dekat Yerusalem, di sekitar Bukit
Zaitun. Di sanalah Ia telah menunaikan tugas agung bagi kemuliaan
Bapa-Nya, dan kini, di sana pulalah Ia memasuki kemuliaan Bapa-Nya.
Nas
kita mencatat, dengan gembira para murid terus mengikuti Yesus, dan juga
mengikuti Allah melalui Yesus, meskipun kini Ia telah berpisah dari mereka.
Para murid tetap menyembah-Nya
sekalipun Ia telah pergi, untuk menunjukkan bahwa meski kini Ia telah pergi ke
negeri yang jauh, mereka tetap akan terus setia berbakti pada-Nya, dan mereka
ingin supaya Ia tetap bertakhta dalam hidup mereka.
Yesus menginginkan penyembahan dari orang yang telah
menerima berkat dari-Nya. Dia telah memberkati
mereka, dan mereka menyembah-Nya
untuk memperlihatkan rasa syukur mereka.
Persis seperti lagu sekolah minggu
ini:
Bersyukur kepada Tuhan
Bersyukur kepada Tuhan
Sebab ia baik
Bersyukur kepada Tuhan
Penampakan kenaikan Kristus yang agung
ini menimbulkan rasa kagum dan rasa syukur yang luar biasa dalam diri
murid-murid-Nya. Mereka tahu bahwa sekalipun Yesus sudah berpisah dengan mereka, Yesus tetap
dapat dan akan selalu mengindahkan penyembahan syukur mereka terhadap-Nya.
Penghibur
Alkisah, seorang penderita kanker
sedang mendekati ajalnya. Di dalam kamar rumahnya, ia sedang dikelilingi
keluarga. Ia berbicara satu persatu kepada anak-anaknya, menantu dan cucu-cucu
nya.
Dengan lembut ia menasihati anak dan
cucunya mengingakan mereka agar tetap menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan
mereka. Lalu mengakhiri pesannya dengan memberkati semua mereka yang hadir di
kamarnya.
Semua keluarga yang hadir mencucurkan
air mata kesedihan karena mereka merasa takkan lama lagi bersamanya. Beberapa
hari kemudian ia meninggal.
Juruselamat kita melakukan hal yang
sama sebelum Dia naik ke surga. Tetapi berbeda dengan keluarga yang berduka
tadi, bukannya mencucurkan air mata saat melihat Yesus pergi, para murid-Nya
justru sangat bersukacita.
Mereka tahu bahwa Yesus akan segera
mengirim Roh Kudus untuk tinggal dalam diri mereka menghibur mereka.
Saat kita teringat akan Juruselamat
kita yang naik ke surga, marilah kita bersukacita atas berkat yang Dia
tinggalkan bagi kita. Selagi masih ada kesempatan, marilah kita menyemangati
orang yang kita kasihi untuk tetap menjadikan Kristus pusat kehidupan mereka.
Kelak saat kita meninggalkan dunia
ini, teladan serta perkataan kita dapat menjadi berkat paling berharga yang
bisa kita tinggalkan bagi orang-orang yang kita kasihi.
IA NAIK KE SURGA AGAR
ROH KUDUS TURUN MENGHIBURMU
BERSUKACITALAH
#Salam_Sehat
Langganan:
Postingan (Atom)